Musik Indonesia dianggap relatif tidak jelas bagi pendengar Barat, jauh dalam geografi tetapi juga dalam estetika musik dan budaya.
Meskipun demikian, gamelan , yang merujuk pada berbagai jenis orkestra Indonesia dan berbagai tradisi dan genre yang dimainkan orkestra semacam itu, telah menjadi semakin lazim di sirkuit-sirkuit Musik Dunia.
Sementara ketidakpahaman kadang-kadang menurunkan kompleksitas dan kerumitannya yang luar biasa ke eksotisme Orientalis, gamelan menawarkan proyeksi langka tentang budaya Indonesia yang telah dihormati dan dihormati jauh di luar batas kepulauan.
Budaya Musik
Tradisi Kepulauan
Berdasarkan Informasi yang dikutip dari http://www.bukamabosway.com/.
Dengan cakupannya yang luas dalam hal orang dan bahasa, mungkin tidak mengherankan bahwa Indonesia sangat beragam secara budaya dan musik.
Mengingat bahwa pulau-pulau yang terfragmentasi hanya menjadi wilayah kohesif selama abad terakhir, gagasan terpadu tentang ‘budaya Indonesia’ atau ‘musik Indonesia’ sendiri agak kontroversial, dan diselimuti lebih jauh oleh berbagai pengaruh asing yang berbeda pada pulau-pulau yang berasal dari posisinya yang sudah lama sebagai perhubungan perdagangan global.
Memang, pemerintah telah berupaya untuk menumbuhkan tradisi musik nasional untuk mewujudkan slogan BhinnĂ©ka Tunggal Ika (‘Persatuan dalam Keragaman’) dan tradisi-tradisi tertentu telah menjadi sangat sukses dalam konteks etnomusikologi dan kemudian ‘Dunia Musik’ (terutama gamelan Jawa dan Bali)), tetapi kenyataannya adalah bahwa musik tradisional Indonesia sangat beragam tidak hanya dalam penggunaan bahasa yang berbeda tetapi juga dalam hal bahasa musik yang sangat mereka, dunia musik estetika mereka dan tujuan budaya mereka.
Dengan demikian, beberapa generalisasi dapat dibuat tentang seluruh negara dan, dengan demikian, cara yang lebih disukai untuk mendekati, dan untuk mulai menghargai, tradisi musik yang luas ini adalah untuk memeriksa mereka secara selektif dengan berfokus pada bentuk tradisional tertentu, walaupun dengan pengakuan dari bagaimana hal ini cocok dengan tren budaya regional (terutama Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lombok, Sumatra, dan Pulau-Pulau Luar) dan strata sejarah (Pribumi, Hindu, Islam, Eropa, dan pasca-Eropa).
Sejalan dengan pendekatan ini, artikel ini akan berfokus terutama pada tradisi gamelan.
Gamelan: Orkestra Orkestra & Gaya Musik
Gamelan (diduga berasal dari kata Jawa rendah gamel , ‘to hammer’) mengacu pada ansambel orkestra berbasis gong dan gaya musik yang terkait dengan ansambel tersebut.
Biasanya, gaya gamelan sangat beragam dan orkestra gamelan sendiri berbeda dalam ukurannya. , penyetelan, nada, instrumen dan kombinasi sejauh masing-masing gamelan merupakan set yang unik.
Akibatnya, instrumen tidak pernah bertukar antara ansambel dan ansambel yang berbeda dapat terdengar sangat berbeda satu sama lain.
Namun, terlepas dari ini, semua gamelanterdiri dari tiga kelompok instrumental inti: perkusi tuned melodik (metalofon dan gong ketel yang lebih kecil dipukul dengan palu), perkusi tuned struktural (ketel-gong yang lebih besar dan gong gantung yang dipukul dengan palu), dan perkusi tanpa irama ritme (membranofon dipukul dengan tangan atau tongkat), meskipun mereka sering juga memasukkan instrumen melodi lainnya.
Dengan demikian, gamelan dalam tradisi Jawa Tengah biasanya mencakup beberapa kombinasi, seperti yang tercatat di http://www.dimabosway.com/:
- gender (metalofon dari kunci tipis perunggu yang tergantung di atas tabung resonator dalam tiga ukuran:
- slenthem (besar),
- barung (sedang)
- panerus (kecil))
- saron (metalofon kunci perunggu tebal tergantung di atas resonator kayu dalam tiga ukuran:
- demun g (besar),
- barung (sedang)
- peking (kecil))
- bonang (rak kayu dari ketel-gong kecil dengan berbagai ukuran);
- kenong (rak kayu dari ketel-gong yang lebih besar dengan berbagai ukuran);
- kempul(rak kayu gong gantung kecil); suwukan (gong gantung sedang);
- gong ageng (gong gantung masif);
- kendhang (drum laras berkepala dua yang dipukul dengan tangan dalam berbagai ukuran)
- bedhung (drum laras berkepala dua yang dipukul dengan tongkat dalam berbagai ukuran);
- serta sering menampilkan instrumentalis tambahan untuk pertunjukan seperti suling (seruling bambu yang menusuk),
- rebab (biola kayu tipis berbentuk hati dua-tali),
- gambang (gambang dengan kunci kayu tipis tergantung di atas resonator kayu),
- siter (a kecapi kecil yang dipetik), perkusi idiofonik (misalnya simbal)
- penyanyi (biasanya gerong(paduan suara pria) atau sinden (penyanyi wanita solo)).
Instrumen dihiasi dengan ukiran hiasan, biasanya simbol lokal dan regional (misalnya gamelan Solon sering menampilkan naga (makhluk ular mistis folklorik yang berasal dari mitologi India)).
Baca juga informasi menarik pada artikel kami sebelumnya tentang Ini 7 Fakta tentang Musik dan Efeknya Terhadap Otak Manusia.